Di zaman modern seperti sekarang ini hampir semua peralatan yang menunjang kelancaran kebutuhan manusia terbuat dari bahan plastik, aluminium, logam anti karat (stainless steel), dan besi. Mulai dari kendaraan, komputer, sampai dengan alat-alat memasak dan makan minum hampir semuanya tidak lepas dari unsur bahan tersebut. Alat-alat yang terbuat dari bahan seperti tersebut di atas dapat ditemukan hampir di semua tempat. Pasar-pasar di dusun pun untuk waktu sekarang ini hampir selalu memajang aneka barang yang terbuat dari bahan tersebut. Lebih-lebih toko-toko besar.
Sekalipun demikian, dalam skala yang tidak terlalu besar ternyata masih banyak juga orang yang menggunakan alat-alat tradisional baik itu alat pertanian maupun alat-alat untuk memasak serta makan dan minum. Demikian juga dengan tungku dan segala macam peralatan dapur. Alat-alat masak tradisional ini masih dapat ditemukan di pelosok-pelosok desa.
Alat-alat tradisional ini kebanyakan terbuat dari kayu, bambu, gerabah, atau batu. Contoh-contoh alat-alat tradisional ini antara lain adalah kukusan, cobek, kuali, tempat nasi (cething), sendok nasi dari kayucentong, sendok sayur, serok, solet, telenan, tungku, ulegan, tampah (nyiru), tambir (nyiru kecil), besek, saringan kelapa, dan sebagainya.
Praktik memasak dengan alat masak tradisional Indonesia masih sering dilakukan hingga sekarang. Pasalnya, alat masak ini dipercaya dapat memberikan rasa yang lebih enak pada makanan daripada alat masak modern. Menarik, bukan? Mari kita tengok berbagai alat masak tradisional yang cocok kita miliki di dapur.
Anglo dan Gerabah
Anglo adalah tungku bara api yang terbuat dari tanah liat. Ia biasa digunakan untuk memanaskan hidangan yang dimasak di wadah tanah liat, baik berbentuk panci ataupun wajan. Tanah liat memiliki sifat berpori sehingga lebih baik dalam menghantarkan panas, juga bersuasana alkali sehingga dapat menetralkan rasa asam pada bahan makanan. Karena itulah makanan yang dimasak dengan gerabah cenderung lebih manis. Makanan tersebut juga akan memiliki sensasi rasa asap yang datang dari barA api sebagai sumber panas.
Cobek dan Ulekan
Cobek dan ulekan tradisional adalah alat penggiling yang terbuat dari batu vulkanik tua. Teksturnya kokoh dan keras sehingga tidak mudah menjadi cekung. Alat ini membuat bahan yang dihaluskan lebih enak. Pasalnya, proses menggiling akan mememarkan bahan-bahan sehingga minyak aroma yang terkandung di dalamnya akan keluar, berbeda dengan memblender yang prinsipnya adalah memotong bahan dengan pisau. Dalam memblender tidak ada proses mememarkan adonan, juga menimbulkan panas karena gesekan dengan bahan.
Sumber : Wikipedia
Product ID | 721 |
---|---|
Size (cm) |
|
Weight (kg) | 0.25 |